BAB
I
KONSEP
STRATEGI PEMBELAJARAN
Belajar
dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antar guru dan peserta didik. Interaksi
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar pembelajaran yang dilakukan,
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
A. Strategi
Pembelajaran
Strategi
berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti “jenderal” atau
“panglima”, sehingga strategi diartikan sebagai kejendralan atau ilmu
kepanglimaan. Dalam pengertian kemiliteran yaitu cara penggunaan seluruh
kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang.pengertian strategi yang
digunakan dalam dunia kemiliteran ini, diterapkan dalam dunia pendidikan,
diartikan sebagai suatu seni untuk membawakan pengajaran dikelas sedemikian
rupa sehingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien
(Gulo, 2002).
Strategi
belajar-mengajar menurut J.R David dalam W. Gulo (2002:2) yaitu ialah “a
plan, method, or seriesof activities designed to a chieves a particular
education goal.” Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi
rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan ubtuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Untuk melaksanakan suatu strategi tertentu diperlukan seperangkat metode
pengajaran yang diselenggarakan oleh guru dalam stu kali tatap muka, dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode misalnya metode ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas dan diskusi. Metode termasuk dalam media pembelajaran yang
digunakan untuk menggambarkan strategi pembelajaran.
Menurut
Atwi Suparman (1991) menyatakan bahwa strategi atau model pembelajaran
merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi
pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Dari
beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
adalah urutan kegiatan yang sistematik, pola-pola umum kegiatan guru yang
mencakup tentang urutan kegiatan pembelajaran, untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Hal ini mencakup : (1) Urutan kegiatan pembelajaran, (2) Metode
pembelajaran, (3) Media pembelajaran, (4) Waktu yang digunakan oleh guru dalam
menyelesaikan setiap langkah kegiatan pembelajaran. Adanya empat hal pokok yang
sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman untuk pelaksanaan belajar
dan belajar agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan, yaitu:
a.
Yang pertama, spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana di inginkan sebagai hasil
belajar-mengajar.
b.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar
pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan.
c.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur,
atau teknik belajar pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif.
d.
Keempat, menerapkan norma-norma atau
kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan
ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah
dilakukannya.
B.
Pengertian, Pendekatan, Strategi,
Metode, Teknik dan Model Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan yaitu : (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada guru (taecher centered approach).
Strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan, artinya bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang diambil dalam da
bagian pula, yaitu : (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning.
Dalam
strategi exposition, bahan pelajaran disajikan dalam bentuk jadi dan
siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Dalam pembelajaran ini, siswa
tidak dituntut untuk mengolah pelajaran, namun, bahan pelajaran dicari dan
dikemukakan sendiri oleh siswa sehingga guru disini berfungsi sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siwanya (indirect instruction).
Strategi
belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambanan,
dan keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa.
Sedangkan strategi belajar kelompok dilakukan secara beregu atau berkelompok.
Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual, untuk mengaplikasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, yaitu: (1) metode ceramah, (2) metode demonstrasi, (3) metode
diskusi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan (7) brainstroming,
(8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. Metode pembelajaran dijabarkan
kedalam teknik gaya pembelajaran. Teknik pembelajaran diartikan sebagai cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Dalam hal ini, guru dapat berganti-ganti teknik, meskipun dalam
koridor metode yang sama. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik
dan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh, maka
terbentuklah apa yang disebut model pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan, bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran.
C.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran
Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pembelajaran yang dimaksud adalah hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum strategi
pembelajaran adalah tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk digunakan
untuk mencapai emua tujuan pembelajaran dan sema kondisi pembelajaran. Setiap
strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, guru-guru perlu
memahami prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran.
1) Berorientasi
pada Tujuan, 2)Individualitas, 3) Aktivitas, dan 4) Integritas.
D.
Implementasi Belajar Pembelajaran
Proses
belajar strategi belajar-mengajar adalah suatu aspek dari lingkingan sekolah
yang diorganisir. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang
dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta
mencapai tujuan yang diharapkan.
Tahap pengelolaan dan pelaksanaan
proses belajar-mengajar dapat dirinci sebagai berikut :
1.
Perencanaan, meliputi :
a.
Mempersiapkan dan mengkomunikasikan
rencana-rencana yang akan dilakukan.
b.
Menetapkan apa yang mau dilakukan,
kapan, bagaimana cara melakukan.
c.
Membatasi sasaran dan menetapkan
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal.
d.
Mengembangkan alternatif-alternatif.
2.
Pengorganisasian, meliputi :
a.
Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan
tenaga kerja yang diperluakn untuk menyusun kerangka kerja dalam melaksanakan
renvana-rencana melalui proses penetapan kerja.
b.
Pengelompokan komponen kerja ke dalam
struktur organisasi secara teratur.
c.
Membentuk struktur wewenang dan
mekanisme koordinal.
d.
Merumuskan, menetapkan metode dan
prosedur.
3.
Pengarahan, meliputi :
a.
Menyusun kerangka waktu dan biaya secara
rinci.
b.
Memprakarsai dan menampilkan
kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan.
c.
Membimbing, memotivasi, dan melakukan
pengawasan.
4.
Pengawasan, meliputi :
a.
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
b.
Melaporkan penyimpangan untuk tindakan
koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan
saran-saran.
Untuk
meningkatkan hasil belajar dan untuk mengarahkan pengaruh pengiring terhadap
hal-hal positif bagi siswa, guru harus pandai memilih apa isi pembelajarn,
serta bagaiman proseS belajar itu harus dikelola dan dilaksanakan dikelas. Ada
juga jenis belajar yang harus dibedakan, yakni belajar konsep dan belajar
proses. Jika persoalan ketrampilan proses itu dikaitkam dengan cara belajar
siswa aktif (CBSA), maka tampak beberapa kesamaan konseptual. Baik belajar konsep,
maupun belajar proses, keduanya mempunyai ciri-ciri:
a.
Menekankan pentingnya makna belajar
untuk mencapai hasil belajar yang memadai.
b.
Menekankan pentingnya keterlibatan siswa
di dalam proses belajar.
c.
Menekankan bahwa belajar adalah proses
dua arah dapat dicapai oleh siswa.
d.
Menekankan hasil belajar secara tuntas
dan utuh.
Untuk
menciptakan suasana yang menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi
belajar siswa, memerlukan pengorganisasian proses belajar dengan baik. Dalam
perumusan tujuan, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Kemampuan dan nilai-nilai apa yang
dikembangkan pada diri siswa.
b.
Bagaimana cara mencapai tujuan secara
bertahap atau sekaligus.
c.
Apakah perlu menekankan aspek-aspek
khusus.
d.
Seberapa jauh tujuan itu dapat memeuhi
kebutuhan perkembangan siswa.
e.
Apakah waktu yang tersedia cukup untuk
mencapai tujuan tersebut.
Agar
kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan cara belajar siswa, diperlukan
pengelompokan siswa dalam belajar. Dalam penyusunan anggota kelompok perlu
dipertimbangkan antara lain:
a.
Kegiatan belajar apa yang dilaksanakan.
b.
Siapa yang menyusun anggota kelompok,
guru, siswa, atau guru dan siswa secara bersama-sama.
c.
Atas dasar apa kelompok itu disusun.
d.
Apakah kelompok itu tetap atau
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan belajar.
Dalam
melayani kegiatan belajar secara aktif, pengelompokan siswa mempunyai arti
sendiri. Pengelompokan siswa dapat dibedakan menjadi beberapa tipe atau jenis,
antara lain :
a.
Menurut kemampuan.
b.
Menurut Kesenangan berteman.
c.
Menurut Bakat atau Minat.
d.
Menurut urutan Presensi atau Daftar
Kehadiran Siswa.
Dalam
proses belajar bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai
aktivitas siswa. Untuk itu, guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan
belajar tersebut. Upaya yang dapat dilakukan guru, antara lain melalui:
a.
Karyawisata
Sesekali
guru dapat membawa siswa ke luar ruang kelas untuk belajar. Dalam prosesnya,
karyawisata dilakukan dengan menghubungkan konsep yang telah di berikan dikelas
dengan situasi yang ada pada obyek wisata sehingga karyawisata benar-nenar
mengaktifkan siswa.
b.
Diskusi
Hasil
yang didapat para siswa dari karyawisata perlu dilanjutkan dengan diskusi
kelas, sehingga pengetahuan siswa dapat berkembang.
Pertanyaan
1. Apakah yang
dimaksud Strategi belajar-mengajar menurut J.R Davis dalam W.Gulo ?
Jawab:
Strategi
belajar-mengajar menurut J.R David dalam W. Gulo (2002:2) yaitu ialah “a plan,
method, or seriesof activities designed to a chieves a particular education
goal.” Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana,
metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan ubtuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Unyuk melaksanakan suatu strategi tertentu diperlukan seperangkat metode
pengajaran yang diselenggarakan oleh guru dalam stu kali tatap muka, dapat
dilaksanakan dengan berbagai metode misalnya metode ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas dan diskusi. Metode termasuk dalam media pembelajaran yang
digunakan untuk menggambarkan strategi pembelajaran.
2. Jelaskan
empat hal pokok yang harus dijadikan pedoman dalam pembelajaran !
Jawab:
a)
Yang pertama, spesifikasi dan
kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana di inginkan sebagai hasil
belajar-mengajar. Rumusan tujuan yang operasional dalam kegiatan belajar
pembelajaran mutlak dilakukan oleh gurusebelum melakukan tugas mengajar
sekolah.
b)
Kedua, memilih cara pendekatan belajar
pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai tujuan. Bagaimana
cara guru memandang suatu persoalan, pengertian, konsepdan teori apa yang
digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan, akan mempengaruhi hasilnya.
c)
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur,
atau teknik belajar pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif. Jika
ingin mencapai beberapa tujuan, maka guru dituntut untuk memiliki berbagai
macam metode dan kombinasi beberapa metode yang relevan.
d)
Keempat, menerapkan norma-norma atau
kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dapat dijadikan
ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah
dilakukannya. Tugas guru tak dapat dipisahkan dari evaluasi. Sehingga apa yang
harus dinilai, dan bagaimana cara penilaiannya, merupakan kemampuan guru yang
harus dimiliki oleh seorang guru.
3. Jelaskan
tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar-mengajar yang harus
dilakukan oleh guru !
Jawab :
1. Perencanaan, meliputi :
a)
Mempersiapkan dan mengkomunikasikan
rencana-rencana yang akan dilakukan.
b)
Menetapkan apa yang mau dilakukan,
kapan, bagaimana cara melakukan.
c)
Membatasi sasaran dan menetapkan
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal.
d)
Mengembangkan alternatif-alternatif.
2. Pengorganisasian, meliputi :
a)
Menyediakan fasilitas, perlengkapan dan
tenaga kerja yang diperluakn untuk menyusun kerangka kerja dalam melaksanakan
renvana-rencana melalui proses penetapan kerja.
b)
Pengelompokan komponen kerja ke dalam
struktur organisasi secara teratur.
c)
Membentuk struktur wewenang dan
mekanisme koordinal.
d)
Merumuskan, menetapkan metode dan
prosedur.
3. Pengarahan, meliputi :
a)
Menyusun kerangka waktu dan biaya secara
rinci.
b)
Memprakarsai dan menampilkan
kepemimpinan dalam melaksanakan rencana dan pengambilan keputusan.
c)
Membimbing, memotivasi, dan melakukan
pengawasan.
4. Pengawasan, meliputi :
a)
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
b)
Melaporkan penyimpangan untuk tindakan
koreksi dan merumuskan tindakan koreksi, menyusun standar-standar dan
saran-saran.
4. Upaya apa
saja yang dilakukan oleh guru untuk mengaktifkan kegiatan belajar siswa ?
Jawab :
a)
Karyawisata
Sesekali
guru dapat membawa siswa ke luar ruang kelas untuk belajar. Bisa dilingkungan
sekolah untuk mengenal sitasi dan lingkungan sekolah; bisa juga mengunjungi
obyek wisata yang ada sangkut pautnya dengan materi pelajaran yang diberikan
seklah/kelas. Dalam prosesnya, karyawisata dilakukan dengan menghubungkan
konsep yang telah di berikan dikelas dengan situasi yang ada pada obyek wisata
sehingga karyawisata benar-benar mengaktifkan siswa.
b)
Diskusi
Hasil
yang didapat para siswa dari karyawisata perlu dilanjutkan dengan diskusi
kelas, sehingga pengetahuan siswa dapat berkembang. Dengan dan melalui diskusi,
pengalaman dan wawasan siswa akan terungkap dan aktif memcahkan permasalahn
yang tidak dapat dipecahkan secara individu.
BAB II
TAHAP TAHAP MENGAJAR
Strategi belajar adalah tindakan
guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menerapkan
komponen-komponen pembelajaran serta evaluasi agar dapat mempengaruhi peserta
didik untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ada tiga hal pokok yang harus
diperhatikan gurudalam melaksanakan strategi mengajar. Pertama, yaitu tahapan
mengajar, kedua adalah pendekatan pembelajaran, dan ketiga adalah penggunaan
prinsip belajar.
A.
Tahapan Mengajar
Secara
umum, ada tiga tahapan pokok dalam mengajar, yakni tahapan pemula
(prainstruksional), tahap pembelajaran (instruksional), dan tahapan penilaian
tindak lanjut.
1.
Tahap Prainstruksional
Tahap
Prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh saat melaksanakan pembelajaran.
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru atau oleh siswa pada tahap ini
adalah :
a.
Guru menanyakan kehadiran peserta didik
(siswa) dan mencatat siapa yang tidak hadir.
b.
Bertanya kepada siswa sampai dimana
pembahasan pelajaran sebelumnya.
c.
Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau
siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
d.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pembelajaran yang
dilaksanakan sebelumnya.
e.
Mengulang kembali bahan pelajaran yang
lalu secara singkat namun mencakup segala aspek.
Tujuannya
tahapan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa
terhadap pelajaran yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar
dalam hubungannya dengan hari itu.
2.
Tahapan Instruksional
Adalah
tahap pembelaran atau tahap inti, yakni tahap memberikan pelajaran yang telah
disusun guru sebelumnya. Yakni :
a.
Menjelaskan kepada siswa tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b.
Menuliskan pokok materi yang akan
dibahas hari itu.
c.
Membahas pokok materi yang telah
dituliskan.
d.
Pada setiap pokok materi yang dibahas,
sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret.
e.
Penggunaan media pembelajaran untuk
memperjelas pembahasan setiap pokok materi.
f.
Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua
pokok materi.
3.
Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut.
Tujuan
tahapan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua
(instruksional). Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
a.
Mengajukan pertanyaan kepada kelas, atau
kepada beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahap
kedua.
b.
Apabila pertanyaan yang diajukan belum
dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulang materi yang
belum dikuasai siswa.
c.
Untuk memperkaya pemgetahuan siswa
materi yang dibahas; guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada
hubungannya dengan topik atau pokok materi yang dibahas.
d.
Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau
memberi tahu pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
B.
Pendekatan Mengajar
Menurut
Richard Anderson (1979) menyatakan adanya dua pendekatan, yaitu: pendekatan
yang berorientasi pada guru (teacher centered) atau disebut tipe
otokratis dan pendekatan yang berorientasi kepada siswa (student centered)
atau disebut tipe demokratis.
1. Pendekatan
Ekspositori atau Model Informasi
Dalam pendekatan
ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah
dilakukan guru, serta mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui
respon yang siswa berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi
yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa menggunakan komunikasi satu
arah atau komunikasi sebagai aksi.
2. Pendekatan
Inquiry/Discovery (Penyelidikan/Penemuan)
Pendekatan
inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan
mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan keaktifan dalam pemecahan masalah.
Peranan guru di inquiry ini adalah membimbing belajar dan fasilitator belajar.
3. Pendekatan
Interaksi Sosial
Pendekatan ini
menekankan terbentuknya antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lain
sehingga dalam kontek yang lebih luas terjadi hubungan sosial-individu dengan
masyarakat. Metode-metode mengajar yang bisa diutamakan dalam pendekatan
ini antara lain, metode diskusi, pemecahan masalah, simulasi, dan kerja
kelompok.
4. Pendekatan
Tingkah Laku (Behavioral Models)
Pendekatan ini menekankan pada teori
tingkah laku, sebagai aplikasi dari teori belajar behaviorisme. Tingkah
laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respons yang diberikan
individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respons merupakan proses belajar
yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Dalam pendekatan ini, langkah-langkah
guru dalam mengajar adalah sebagai berikut:
a.
Guru menyajikan stimulus belajar kepada
siswa.
b.
Mengamati tingkah laku siswa dalam
menanggapi stimulus yang diberikan guru (respons siswa).
c.
Menyediakan atau memberikan
latihan-latihan kepada siswa dalam memberikan respons terhadap stimulus.
d.
Memperkuat respons siwa yang dipandang
paling tepat sebagai jawaban terhadap stimulus.
C.
Prinsip Mengajar
Prinsip
mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisikan situasi belajar-mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar
secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat berlangsungnya proses
belajar-mengajar. Penggunaan prinsip mengajar dapat direncanakan guru
sebelumnya, bisa juga secara spontan dilaksanakan pada saat berlangsungnya
proses belajar-mengajar. Beberapa prinsip mengajar utama yang digunakan guru
antara lain: motivasi, individualitas, kooperasi, kompetisi,
korelasi-integrasi, dan aplikasi-transformasi.
Pertanyaan
1. Jelaskan
kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahap
Praistruksional !
Jawab :
a. Guru
menanyakan kehadiran peserta didik (siswa) dan mencatat siapa yang tidak hadir.
b. Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan
pelajaran sebelumnya.
c. Mengajukan
pertanyaan kepada kelas atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah
diberikan sebelumnya.
d. Memberi
kesempatan siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya
dari pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya.
e. Mengulang
kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat namun mencakup segala aspek.
2. Apa tujuan
dari tahap evaluasi dan tindak lanjut dan jelaskan kegiatan yang dilakukan oleh
guru pada tahapan Evaluasi dan Tindak lanjut !
Jawab:
Tujuan
tahapan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua
(instruksional). Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini antara lain :
a.
Mengajukan pertanyaan kepada kelas, atau
kepada beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahap
kedua.
b.
Apabila pertanyaan yang diajukan belum
dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70%, maka guru harus mengulang materi yang
belum dikuasai siswa.
c.
Untuk memperkaya pemgetahuan siswa
materi yang dibahas; guru dapat memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada
hubungannya dengan topik atau pokok materi yang dibahas.
d.
Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau
memberi tahu pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
3. Apakah yang
dimaksud dengan pendekatan Ekpositori atau model informasi ?
Jawab:
Hakikat
mengajar dalam pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa.
Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi
yang telah dilakukan guru, serta mengungkapkan kembali apa yang telah
dimilikinya melalui respon yang siswa berikan pada saat diberikan pertanyaan
oleh guru. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa
menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Guru yang
kreatif, biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa
menggunakan media seperti gambar, bagan, aktif, grafik dan lain-lain, disamping
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
4. Jelaskan
langkah-langkah guru dalam mengajar dalam Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral
Models) !
Jawab:
Dalam
pendekatan ini, langkah-langkah guru dalam mengajar adalah sebagai berikut:
a.
Guru menyajikan stimulus belajar kepada
siswa.
b.
Mengamati tingkah laku siswa dalam
menanggapi stimulus yang diberikan guru (respons siswa).
c.
Menyediakan atau memberikan
latihan-latihan kepada siswa dalam memberikan respons terhadap stimulus.
d.
Memperkuat respons siwa yang dipandang
paling tepat sebagai jawaban terhadap stimulus.
Daftar
Pustaka
Suryani,
Nunuk., Leo Agung. 2012. Strategi Belajar
Mengajar. Yogyakarta: Penerbit Ombak
0 komentar:
Posting Komentar